Petani jamur

Petani jamur di kawasan rawan bencana Gunung Merapi di DIY merugi akibat letusan Merapi. Petani jamur di Desa Pandasaren, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY, Sulis, Rabu (17/11/2010) mengatakan, jumlah kerugian belum dapat dipastikan, hanya saja setengah dari total tanaman jamurnya kering akibat terkena abu vulkanik Merapi.

"Kami belum dapat menentukan jumlah kerugian yang kami alami, karena saat ini kami sedang mengungsi, dan jalur menuju lokasi budi daya jamur juga ditutup karena masuk dalam radius rawan bencana," katanya.

Pasca letusan 5 November, setengah jamurnya mengering dan hingga kini dirinya tidak dapat memasok jamur untuk para pelanggan.

"Hampir setengah jamur kering sehingga tidak dapat digunakan, akibatnya kami kesulitan untuk memenuhi permintaan jamur. Untuk sementara waktu kami tidak menyetor jamur kepada para pelanggan," katanya.

Sulis mengatakan, tiga rumah yang berisi 800 tanaman jamur terkena abu vulkanik dan akibatnya tanaman jamur mengering dan hingga saat ini belum dapat dibenahi.

"Sebelum Gunung Merapi meletus, kami selalu menyetor tanaman jamur kepada pedagang di sejumlah pasar di Yogyakarta, baik jamur kering maupun jamur basahi setiap 2 bulan sekali. Namun semenjak Merapi meletus, transaksi jual beli terhenti," katanya.

Jumlah kerugian dalam bentuk nominal belum dapat diketahui karena saat ini dirinya lebih memikirkan keselamatan pribadi, kata Sulis.

Ia berharap dampak letusan Merapi tidak berlarut-laru, sehingga dirinya dapat lebih cepat memulihkan kondisi budi daya jamur dan dapat secepatkan memasok jamur lagi kepada pelanggan.

"Saya berharap kondisi Merapi ini cepat mereda sehingga dalam waktu dekat kami dapat berupaya membenahi semuanya," katanya.

Hingga saat ini dirinya hanya membudidayakan tanaman jamur kuping karena prospeknya bagus.

"Budi daya jamur kuping, membutuhkan udara yang lembab dan dingin sehingga dengan saat terjadi letusan Merapi tidak cocok dan tidak baik bagi pertumbuhan jamur, apalagi jika terkena abu vulkanik," katanya. Demikian catatan online Yuly Susanty tentang Petani Jamur.

0 Response to "Petani jamur"

Posting Komentar